Tak Ada Di Paripurna Tapi Novanto Bisa Teken Absen ?

Mantan Ketua DPR Setya Novanto kembali jadi bulan-bulanan netizen di media sosial. Kali ini penyebabnya adalah beredarnya foto tanda tangan Novanto yang diduga palsu dan beredar di Twitter. 

Tanda tangan itu ada dalam daftar absensi peserta rapat paripurna DPR, Selasa (23/2).  Pada hari itu, Novanto memang tidak terlihat menghadiri sidang paripurna DPR yang salah satu agendanya adalah pengambilan keputusan atas RUU Tabungan Perubahan Rakyat (Tapera).
Sebab, Ketua Fraksi Partai Golkar DPR itu sedang ada di Manado, Sulawesi Utara untuk urusan Partai Golkar. 
Namun, belakang dalam absensi tersebut, kolom dengan nama Setya Novanto sudah dibubuhi tanda tangan. Karenanya, muncul [next] kecurigaan tentang orang yang menandatangani absensi di atas nama Novanto.
Foto absensi rapat dengan tanda tangan Novanro itu mulai beredar sejak pagi tadi di Twitter. Pengunggahnya adalah pemilik akun @LalaBinal.  
"Apa kekuatan super super @MasNovanto Setya Novanto? Dia tiba-tiba hadir di paripurna ADPR_RI buat tanda tangan," tulisnya. 
Lala tidak hanya mengunggah foto absensi dengan tanda tangan Novanto yang dipalsukan. Sebab, ada pula absensi rapat paripurna tanpa tanda tangan Novanto. 
Bahkan Lala menyertakan foto Novanto bersama kader Golkar di Sulawesi Utara. "Kira-kira bagaimana cara @MasNovanto tanda tangan, padahal [next] dirinya sedang di Sulawesi Utara?," tulis Lala. 
Cecuit Lala itu lantas dikomentari oleh presenter yang juga komik, Pandji Pragiwaksono. “Jangan suudzon. Pasti beliau punya "Pintu Ke Mana Saja" kyk Doraemon,” tulis Pandji di akun @pandji.
Ada juga komentar yang tak kalah nyinyir. “Pelihara Doraemon kali,” tulis akun @bangpoltak.
Sedangkan pemilik akun @didikNS menyebut Novanto memang orang sakti. Bahkan ada yang menyebut Novanto meniru mahasiswa dengan titip absen. “Tipsen,” tulis pemilik akun @risapu99 yang artinya akronim dari titip absen. 
Mantan Anggota DPR RI, Poempida Hidayatulloh, mengakui bahwa ada praktik titip menitip absen di DPR. Namun itupun tak banyak dilakukan, hanya oleh segelintir orang saja.
"Sepengetahuan saya ada. Seberapa banyak kita tak ikuti. Sulit memonitor. Tapi tak semua seperti itu. Lihat saja secara langsung saat rapat, mana yang suka titip absen mana tidak.," kata Poempida.
Berdasarkan pengalamannya, sulit memastikan  kehadiran anggota dewan saat rapat paripurna. Karena ada juga paripurna yang berlangsung puluhan jam sehingga [next]  anggota dewan keluar di tengah rapat. Dia mengusulkan agar teknologi digunakan.
Misalnya teknologi telekonferensi. Hanya saja, UU MD3 juga harus diubah dengan memasukkan pasal bahwa kehadiran di rapat paripurna bukan sekedar kehadiran fisik, namun bisa berbentuk atensi. Atensi dimaksud diberikan lewat teknologi telekonferensi.
"Dalam konteks kehadiran itu, kalau kita paham teknologi, tak perlu hadir fisik. Hanya atensi. Kalau mau sekalian dibikin teleconference. Untuk kesolidan hasil paripurna, kita eksten saja dengan teknologi itu. Tapi harus direvisi dulu UU MD3 untuk memastikan bisa kehadiran fisik atau atensi melalui telekonference," jelasnya.
Soal ketidakhadiran Novanto di rapat paripurna kemarin, Poempida mengatakan, dirinya menolak berkomentar soal itu.(sp.beritasatu.com)

Bagaimana pendapat anda?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar