Sukurin, Menteri Riset Panik Alat Antikanker Warsito Dibeli Singapura

JAKARTA – Ada kabar mengejutkan dari penemu Electro-capacitive cancer therapy (EECT) Warsito Purwo Taruno.

Menurut Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Mohammad Nasir, Profesor Warsito telah menandatangi kontrak dengan Singapura perihal riset, pengembangan dan produksi edar ke seluruh dunia alat antikanker tersebut.


“Sekarang yang jadi masalah, Pak Warsito risetnya butuh pembiayaan yang cukup tinggi, dia sudah PHK karyawaan sekitar 75 orang, jadi problem bagi Pak Warsito,” ujar Menteri seperti dikutip dari laman Viva.co.id, Rabu (24/2/2016).

Namun, kata Nasir, saat ini yang menjadi sandungan adalah penetapan untuk label alat nantinya.


“Apakah itu made in (buatan) Indonesia atau made in Singapore,” ujarnya.


Menurut cerita Warsito, Nasir mengatakan, Singapura ingin penetapan label adalah buatan Singapura, kendati produksi dilakukan di negara mereka.


Namun, menurut Nasir, label harus tetap buatan Indonesia, karena di Indonesia ada - [next] pengakuan teknologi ECCT dan ECVT temuan Warsito dan hak cipta ada di tangannya.


“Nanti keuntungannya, sebagian Indonesia, sebagian Singapura,” katanya.


Awal bulan ini, Warsito telah menerima undangan pelatihan mengenai alat yang ia temukan ke Warsawa, Polandia. Selanjutnya, ilmu teknologi antikanker Warsito sudah ditunggu-tunggu di Kanada, Amerika Serikat, Australia, Singapura, Malaysia, Sri Lanka, Rusia, Dubai, Arab Saudi sampai India.


Sebelumnya, Warsito terpaksa menuntup klinik kankernya yang telah menyelamatkan puluhan orang penderita kanker akibat permintaan dari Kementerian Kesehatan RI.


 Kementerian Kesehatan menilai, Walau Berhasil Selamatkan Nyawa Banyak Orang, Kemenkes Sebut Alat Warsito belum Lolos Uji Klinis. (Icl)

Bagaimana pendapat anda?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar