Usai 51 Tahun menderita, Anak Asli Papua bakal Pimpin Freeport di Era Jokowi

Pembahasan kontrak karya (KK) PT Freeport Indonesia masih berlarut. Kisruh juga termasuk menentukan pimpinan perusahaan tambang emas yang sudah puluhan tahun beroperasi di Indonesia itu.

Rektor Universitas Cenderawasih (Uncen) Onesimus Sahuleka mendukung anak asli Papua memimpin PT Freeport Indonesia sebagai presiden direktur.

"Orang Papua sudah saatnya menyelesaikan masalah di Freeport karena sudah memiliki kualitas dan kuantitas serta integritas yang baik. Jadi, saya katakan sudah saatnya kepemimpinan Freeport dijabat oleh anak-anak Papua. Kalau anak Papua yang memimpin Freeport, saya yakin Papua bisa berkembang," katanya usai diskusi

[next]
 publik yang digagas oleh Ormas Pemuda Adat Papua di Kota Jayapura, tadi malam.

Kredibilitas Anak Papua

Menurut Onesimus, anak-anak Papua sudah banyak yang memiliki pendidikan tinggi, kualitas dan integritas yang baik. Mereka juga bisa berkomunikasi dengan baik di tingkat daerah, nasional dan internasional.

"Hal ini dibuktikan dengan banyaknya anak-anak Papua mulai menduduki jabatan-jabatan penting, strategis dan tinggi, mulai dari kepala daerah, legislator, senator, duta besar, akademisi, staf khusus, dan lainnya," tutur Onesimus.

Senada dengan Onesimus, Ketua Komisi V DPR Papua, Yakoba Lokbere mengatakan, anak-anak Papua mempunyai kemampuan yang 


[next]
tidak kalah dengan pemuda lainnya di Nusantara. Hanya kesempatan saja yang belum diraih, sehingga hal itu harus dijemput dan digapai agar bisa segera terwujud.

"Katanya biar orang Papua saja yang kelola Freeport tapi kenapa tidak ada satu pun pimpinan orang asli Papua di Freeport, maksudnya sebagai presiden direktur," katanya.

Penderitaan Rakyat Papua

Sepengetahuan Lokbere, Freeport telah beroperasi di Papua kurang lebih lima dekade, sementara orang asli Papua sebagai pemilik hak ulayat dan hak kesulungan belum merasakan sebagai pemimpin perusahaan tersebut.

"Ada baiknya Presiden Joko Widodo harusnya mengerti yang dirasakan masyarakat Papua selama ini, mengingat sudah 51 tahun keberadaan Freeport masih dipimpin oleh orang-orang keinginan pemilik saham (Amerika). Biarlah Freeport dikelola oleh orang asli Papua, agar perekonomian bisa maju dan berkembang. Masa kami punya lahan, orang lain yang kelola," tandasnya. 1

Bagaimana pendapat anda?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar